2.2 Multilevel
Feedback Queue Scheduling
Algoritma ini mirip sekali dengan algoritma multilevel
queue. Perbedaannya ialah algoritma ini mengizinkan proses untuk pindah
antrian. Jika suatu proses menyita CPU terlalu lama, maka proses itu akan dipindahkan
ke antrian yang lebih rendah. Hal ini menguntungkan proses interaksi karena
proses ini hanya memakai waktu CPU yang sedikit. Demikian pula dengan proses
yang menunggu terlalu lama. Proses ini akan dinaikkan tingkatannya. Biasanya
prioritas tertinggi diberikan kepada proses dengan CPU burst terkecil,
dengan begitu CPU akan terutilisasi penuh dan M/K dapat terus sibuk. Semakin
rendah tingkatannya, panjang CPU burst proses juga semakin besar.
Gambar Multilevel Feedback Queue
Algoritma
ini didefinisikan melalui beberapa parameter, antara lain:
a. Jumlah antrian.
b. Algoritma penjadualan tiap antrian.
c. Kapan menaikkan proses ke antrian yang
lebih tinggi.
d. Kapan menurunkan proses ke antrian yang lebih
rendah.
e. Antrian mana yang akan dimasuki proses
yang membutuhkan.
Dengan pendefinisian seperti tadi membuat algoritma ini
sering dipakai, karena algoritma ini mudah dikonfigurasi ulang supaya cocok
dengan sistem. Tapi untuk mengatahui mana penjadwal terbaik, kita harus mengetahui
nilai parameter tersebut.
Multilevel feedback queue adalah salah satu algoritma yang berdasar pada algoritma multilevel
queue. Perbedaan mendasar yang membedakan multilevel feedback queue
dengan multilevel queue biasa adalah terletak pada adanya kemungkinan
suatu proses berpindah dari satu antrian ke antrian lainnya, entah dengan
prioritas yang lebih rendah ataupun lebih tinggi. Pada zaman sekarang ini
algoritma multilevel feedback queue adalah salah satu yang paling banyak
digunakan.
0 komentar:
Posting Komentar