Sabtu, 09 Juni 2012

Pengalaman saya tentang manusia dan penderitaan

Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan.
Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan “risiko” hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bermakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dariNya.


Penderitaan yang terjadi pada manusia sangat berpengaruh terhadap kejiwaan dan keselarasan hidup dari manusia tersebut dan biasanya manusia lebih suka menyalahkan Tuhan yang menyebabkan segala penderitaan yang terjadi kepadanya sehingga ada yang menjauhkan diri dari Tuhan dan mengambil jalan keluar dengan bunuh diri. Sebenarnya yang harus dilakukan saat kita sedang memiliki masalah adalah dengan menghadapinya lalu mencari jalan keluar yang terbaik dan mengambil segala kesimpulan yang dapat dijadikan sebagai pembelajaran dalam menjalani hidup ini.

Pengalaman saya tentang manusia dan penderitaan adalah banyaknya kasus dalam kehidupan sehari-hari sungguh memperihatinkan, karena adanya jurang perbedaan antara kaya dengan miskin sangat lebar. Ini yang bisa mengancam integrasi sosial antara masyarakat, bahkan menimbulkan disintegrasi bangsa bila tidak segera diatasi, contohnya :
        

  Kasus yang tergolong ”kecil” dan dialami orang awam, anak-anak, remaja, atau orang miskin/lemah seperti ini memberi pelajaran berharga bagi publik bahwa hukum dan pengadilan negara itu amat esoterik, hanya dapat dipahami oleh profesional di bidang hukum. 
         
 Logika awam tak mencukupi untuk memahami bahasa, istilah, konsep, dan berbagai doktrin hukum positif yang berlaku di dunia pengadilan.agar penderitaan ini tidak terus terjadi maka Keadilan sosial harus diperjuangkan  untuk dua hal:

·        Pertama, melakukan koreksi  dan perbaikan terhadap kondisi ketimpangan yang dialami kaum lemah dengan menghadirkan institusi-institusi sosial, ekonomi, dan politik yang memberdayakan.
·        Kedua, setiap aturan harus memosisikan diri sebagai pemandu untuk mengembangkan kebijakan-kebijakan untuk mengoreksi ketidak-adilan yang dialami kaum lemah.
      
      kesimpulan   :
Yang dapat disimpulkan adalah bahwa kehidupan manusia tdaklah hanya ada penderitaan dan kepedihan yang mewarnai kehidupan ini tetapi ada juga kebahagiaan. Dan yang terpenting dari hal itu adalah mengambil kesimpulan yang benar dan menjadikannya sebagai pengalaman untuk menjalani hidup ini.

Saran            :
Untuk lebih mudah menerima segala kesedihan dan penderitaan hidup kita harus lebih mendekatkan diri kepada Tuhan berserah diri dan menerima segala sesuatu yang ada dengan syukur selalu. Karena dalam masalah yang ada saya yakin ada makna yang tersembunyi didalamnya sehingga kita harus membuatnya menjadi pengalaman hidup.




0 komentar:

Posting Komentar